‘CAHANDA’ dalam Veda

Posted: 15 Januari 2015 in semester 4 pendidikan agama hindu 2013

BAB I
PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi. Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

Weda secara ethimologinya berasal dari kata “Vid” (bahasa sansekerta), yang artinya mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga disebut kitab mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan. Dengan demikian yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab yang tidak boleh diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.

Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta.

Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya adalah kitab Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.

Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan oleh manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu banyak. maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti. Pembagian ini juga dipergunakan untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai kitab Weda, baik yang telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana dilakukan secara turun temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang berlaku secara institusional ilmiah.

KITAB SRUTI adalah kitab wahyu yang diturunkan secara langsung oleh Tuhan (Hyang Widhi Wasa) melalui para maha Rsi. Sruti adalah Weda yang sebenarnya (originair) yang diterima melalui pendengaran, yang diturunkan sesuai periodesasinya dalam empat kelompok atau himpunan. Oleh karena itu Weda Sruti disebut juga Catur Weda atau Catur Weda Samhita (Samhita artinya himpunan). Adapun kitab-kitab Catur Weda tersebut adalah:

  • Weda atau Rg Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Pulaha.
  • Sama Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Jaimini.
  • Yajur Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Waisampayana.
  • Atharwa Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Sumantu.

KITAB SMERTI adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokan isi materi secara sistematis menurut bidang profesi. Secara garis besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda.

  • Kelompok Wedangga:

Kelompok ini disebut juga Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda yaitu:

(1).Siksa (Phonetika)

(2).Wyakarana (Tata Bahasa)

(3).Chanda (Lagu)

(4).Nirukta

(5).Jyotisa (Astronomi)

(6).Kalpa

  • Kelompok Upaweda:

Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

(1).Itihasa

(2).Purana

(3).Arthasastra

(4).Ayur Weda

(5).Gandharwaweda

Namun dalam hal ini kami tidak membahas semua tetang intisari ajaran Veda. Kami disini hanya akan membahas salah sartu dari Kelompok Sad Wedangga yaitu “CHANDA” atau lagu dalam Veda.

  • Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian ‘Chanda’?
  2. Apa saja bentuk – bentuk ‘Chanda’?
  3. Apa saja contoh – contoh ‘Chanda’ dalam Veda ?

  • Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui pengertian ‘Chanda’.
  2. Untuk mengetahui bentuk – bentuk ‘Chanda’.
  3. Untuk mengetahi contoh – contoh ‘Chanda dalam Veda.

  • Manfaat Penulisan

Agar para pembaca dapat mengetahui apa itu Chanda, bentuk – bentuk Chanda, serta beberapa contoh Chanda yang ada dalam Veda. Karena Chanda merupakan salah satu cabang Veda yang harus diketahui ataupun dipelajari agar tidak terjadi kesalahan dalam pelafalan mantram-mantram yang ada pada Veda.

BAB II

PEMBAHASAN

  • 1 Pengertian ‘Chanda’ atau Metrum.

Chanda merupakan  ilmu  tentang  irama  Veda ( Chandasastra ). Chanda atau metrum (wirama) ditentukan oleh aturan jumlah suku kata dalam sebuah baris dan sebuah mantram Veda yang terdiri dari 3 atau 4 “pada” atau baris. Jumlah suku kata yang dihitung adalah suku kata yang konsonannya diikuti huruf svara(vowel) termasuk juga wisarga dan anuswara. Baris mantram Veda ditentukan pula oleh irama berat ringan panjang pendek yang disebut guru dan laghu yang pada baris panjang kadang-kadang berselang seling dengan yang pendek. Baris-baris pada bait mantra umumnya terdiri dari 8 , 11 atau lebih dan kadang-kadang jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Metrum ini menurut tradisi dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu biasa atau sedang dan yang panjang.

Metrum atau wirama terpendek terdiri dari 24 suku kata dan terdiri dari 3 baris, selanjutnya suku katanya bertambah empat demi empat dan barisnyapun berubah mnjadi empat atau lebih. Yang terpanjang dari kelompok biasa atau sedang ini terdiri dari 48 suku kata. Yang terpendek dari kelompok yang panjang adalah 52 suku kata dan yang terpanjang terdiri dari 76 suku kata bahkan ada yang 104 suku kata, kini dalam kenyataannya tidak ditemukan seperti yang demikian.

Berikut dikutipkan bagan metrum sebagai berikut :

  • Yang biasa (sedang) Jumlah suku kata (suku kata tiap baris)
  • Gayatri 24 suku kata ( 8 + 8 + 8 )
  • Usnih 28 suku kata ( 7 + 7 + 7 + 7 )
  • Anustubh 32 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 )
  • Brhati 36 suku kata ( 9 + 9 + 9 + 9 )
  • Pankti 40 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 + 8 )
  • Tristubhh 44 suku kata ( 11 + 11 + 11 + 11 )
  • Jagati 48 suku kata ( 12 + 12 + 12 + 12 )

  • Yang panjang Jumlah suku kata (suku kata tiap baris)
  • Atijagati 52 suku kata ( 12 + 12 + 12 + 8 + 8 )
  • Sakvari 56 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 )
  • Antisakvari 60 suku kata ( 16 + 16 + 12 + 8 + 8 )
  • Asti 64 suku kata ( 16 + 16 + 16 + 8 + 8 )
  • Atyasti 68 suku kata ( 12 + 12 + 8 + 8 + 8 +12 + 8 )
  • Dhrti 72 suku kata ( 12 + 12 + 8 + 8 + 8 + 16 + 8 )
  • Atidhrti 76 suku kata ( 12 + 12 + 8 + 8 + 8 + 12 + 8 + 8 )

  • 2 Bentuk – Bentuk ‘Chanda’ atau Metrum.

Berikut ini merupakan bentuk – bentuk ‘Chanda’ :

  1. Gayatri

Metrum Gayatri yang standard mempunyai 24 suku kata. Namun cukup banyak  variasi susunan metrum Gayatri dengan nama – nama yang berbeda pula. Terdapat 11 variasi dari metrum Gayatri.

  1. Usnik

Metrum standard Usnik terdiri dari 28 suku kata. Ada 8 macam variasi popular dari Usnik. Ada juga perpaduan antara baris – baris Gayatri dan Jagati yang juga terdiri dari 28 suku kata ( 8 + 8 + 12 ).

  1. Anustup

Metrum standard Anustup terdiri dari 32 suku kata dalam 1 bait yang terdiri dari 4 baris. Terdapat 8 variasi Anustup yang dikemukakan oleh Katyayani dalam karyanya Sarvanukramani Rgveda.

  1. Brhati

Metrum standard Brhati terdiri dari 36 suku kata dalam tiap bait dan tiap baris terdiri dari 9 suku kata. Terdapat sekitar 9 variasi penting dari metrum ini.

  1. Pankti

Bentuk standard Pankti terdiri dari 5 baris dalam satu bait dan tiap baris terdiri dari 8 suku kata atau 4 baris dan tiap baris terdiri dari 10 suku kata. Terdapat 6 jenis variasi dalam metrum ini.

  1. Tristup

Bentuk standar Tristup terdiri dari 4 baris dan tiap baris terdiri dari 11 suku kata (48 suku kata). Terdapat 10 variasi dalam metrum ini.

  1. Jagati

Bentuk standard jagati terdiri dari 4 baris dan tiap baris terdiri dari 12 suku kata (satu bait = 48 suku kata). Terdapat variasi lain yang umum yaitu Mahapankti atau Mahasatobrhati.

Selain itu ada beberapa bentuk ‘Chanda’ lainnya, khususnya yang terdapat dalam Rgveda yang dipetikkan dari lampiran II ( Appendix II ) buku The Hymns of The Rgveda yang merupakan terjemahan dari Ralph T.H. Griffith, terbitan Motital Banarsidass, Delhi, 1986, ha;laman 655 sebagai berikut :

  1. Abhisarini : Merupakan bagian (bentuk lain) dari Trstup, yang terdiri dari 2 baris  terdiri dari dua belas ataupun kadang-kadang 11 suku kata.
  1. Anustup atau Anustubh : terdiri dari empat baris masing-masing 8 suku kata,dua “pada” membentuk sebuah baris. Metrum ini umum digunakan dalam Manavadharmasastra, Mahabrata, Ramayana,dan kitab – kitab Purana.
  1. Anustubhgarbha : sebuah metrum dari kelompok Usnih: “pada” yang pertama terdiri dari 5 dan 3 suku kata, masing-masing mengikuti baris yang masing-masing terdiri dari 8 suku kata.
  1. Anustup pipilikamadhya : merupakan bentuk lain dari anustup. “pada” keduanya dengan baris ke 1 dan ke 3 ( 8 suku kata 4+8+8 ).
  1. Asti : terdiri dari empat baris masing-masing 16 suku kata atau 64 suku kata dalam sebuah mantra.
  2. Astarapankti : terdiri dari 2 “pada” masing-masing 8 suku kata, diikuti oleh masing-masing 12 suku kata.
  1. Atidhrti : empat “pada” masing-masing terdiri dari 19 suku kata = 76 suku kata.
  1. Atijagati : empat “pada” masing-masing terdiri dari 13 suku kata.
  1. Atinicrti : terdiri dari 34 “pada” terdiri dari masing-masing 7,6 dan 7 suku kata.
  1. Atisakvari : empat “pada” masing-masing terdiri dari 13 suku kata.
  1. Atyasti : empat “pada” masing-masinbg terdiri dari 17 suku kata.
  1. Brhati : empat “pada” ( 8+8+12+8) terdiri dari 36 suku kata pada setiap mantram
  1. Caturvimsatika dvipada: sebuah dvipada terdiri dari 24 suku kata meskipun kadang-kadang 20 suku kata.
  1. Dhrti : terdiri dari 72 suku kata di dalam sebuah mantram.
  1. Dvipada viraj : merupakan bentuk lain dari Gayatri teridri dari hanya 2 “pada” ( 12+8 atau 10+10 suku kata); tidak cukup terwakilkan dalam terjemahan oleh dua puluhan suku kata berirama dalam setiap baris.
  1. Ekapada trstup : sebuah trstup terdiri dari satu “pada” atau seperempat mantram.
  1. Ekapada viraj: sebuah viraj terdiri dari sebuah “pada”.
  1. Gayatri : sebuah mantram yang biasanya terdiri dari 24 suku kata, susunannya bervariasi, namun umumnya terdiri dari 3 “pada” masing-masing terdiri dari 8 suku kata atau baris pertama terdiri dari 16 suku kata dan baris kedua terdiri dari 8 suku kata. Terdapat 11 variasi metrum gayatri ini dan jumlah suku kata dalam mantram ini bervariasi dari 19 – 33 suku kata.
  1. Jagati : sebuah metrum terdiri dari 48 suku kata disusun dalam empat “pada”, masing-masing dua belas suku kata, dua “pada” membentuk sebuah baris atau jalinan yang didalam terjemahan digambarkan oleh double alexandrine.
  1. Kakup atau kakubh: sebuah metrum terdiri dari 3 “pada” yang masing-masing terdiri dari 8, 12, dan 8 suku kata.
  1. Kakubh nyankusira: terdiri dari 3”pada” masing-masing 9 +12+4 suku kata.
  1. Krti : sebuah metrum terdiri dari empat “pada” masing-masing terdiri dari 20 suku kata.
  1. Madhyejyotis : sebuah metrum yang dalam setiap “pada” terdiri dari 8 suku kata berada di antara 2 “pada” yang masing-masing terdiri dari dua belas suku kata.
  1. Mahabrhati : empat baris masing-masing terdiri dari 8 suku kata diikuti oleh sebuah baris dengan 12 suku kata.
  1. Mahapadapankti : metrum dua bagian terdiri dari 31 suku kata, bagian pertama terdiri dari 4 baris masing-masing dengan 5 suku kata, dan bagian kedua adalah Tristup seperti biasa terdiri 11 sukun kata. Lihat vedic. Hymns, Bagian I. ( Sacred Books of the East, Ed.Max Muller, XXXII) P.XCVIII.
  1. Mahapankti : sebuah metrum terdiri dari 48 suku kata ( 8×6 atau 12×4).
  1. Mahasatobrhati : sebuah bentuk yang panjang dari satobrhati.
  1. Nastarupi : sebuah variasi dari anustup.
  1. Nyankusarini : sebuah metrum empat “pada”: 8+12+8+8 suku kata.
  1. Padanicrt : sebuah variasi dari Gayatri yang masing-masing baris kekurangan satu suku kata : 7+3=21 suku kata.
  1. Padapankti : sebuah metrum terdiri dari 5 baris masing-masing baris terdiri dari 5 suku kata.
  1. Pankti : sebuat metrum yang merupakan octaf 5 baris, seperti anustup dengan tambahan 1 baris.
  1. Panktyuttara : sebuah metrum yang pada bagian akhirnya sama dengan pankti: 5 + 5 suku kata.
  1. Pipilikamadhya : sebuah metrum yang ada pada baris di tengah-tengah lebih pendekan dengan sebelum dan sesudahnya.
  1. Pragatha : sebuah metrum dalam Mandala VIII (Rgveda), terdiri dari semacam bait yang merupakan kombinasi duah buah mantram, yaitu sebuah Brhati atau Kakup diikuti oleh sebuah satobrhati.
  1. Prastarapankti : sebuah metrum terdiri dari 40 siku kata : 12 +12+8+8.
  1. Prastistha : sebuah metrum terdiri dari 4 baris dan masing-masing baris terdiri dari 4 suku kata; juga sebuah variasi dari Gayatri terdiri dari 3 baris masing-masing baris terdiri dari 8, 7dan 6 suku kata.
  1. Purastadbrhati : sebuah variasi dari Brhati dengan 12 suku kata pada baris pertama.
  1. Pura-usnih : sebuah metrum terdiri dari tiga baris, masing-masing baris terdiri dari 12+8+8 suku kata.
  1. Sakvari : sebuah metrum terdiri dari 4 baris masing-masing baris terdiri 14 suku kata.
  1. Satobrhati : sebuah metrum terdiri dari 4 baris, baris ganjilnya terdiri dari 12 suku kata dan baris genapnya 8 suku kata : 12+8+12+8=40.
  1. Skandogriva : terdiri dari 4 baris, kecuali baris kedua 12 suku kata, yang lainnya 8 suku kata: 8+12+8+8.
  1. Tanusira : terdiri dari 3 baris, baris pertama dan kedua 11 suku kata dan yang ketiga 6 suku kata: 11 +11+6.
  1. Tristup atau tristubh : sebuah metrum terdiri dari 4 baris masing-masing terdiri dari 11 suku kata.
  1. Upanistadbrhati: terdiri dari 4 baris, baris pertama terdiri dari 12 suku kata sedang yang lain 8 suku kata: 12+8+8+8.
  1. Uparistajjyotis: sebuah tristup pada baris terakhirnya hanya terdiri dari 8 suku kata.
  1. Urdhvabbrhati: sebuah variasi dari brhati.
  1. Urobrhati : sebuah variasi dari brhati : 8 +12+8+8 suku kata.
  1. Usniggarbha: sebuah Gayatri yang masing-masing barisnya terdiri dari, baris pertama 6, baris kedua 7 dan baris ketiga 11 suku kata.
  1. Usnih: terdiri dari 3 baris masing-masing: 8+8+12 suku kata.
  1. Vardamana: sebuah variasi/bentuk lain dari Gayatri: 6+7+8= 21 suku kata.
  1. Viparita : sebuah metrum yang terdiri dari 4 baris serupa dengan vistarapankti.
  1. Viradrupa : sebuah metrum tristup yang terdiri dari 4 baris: 11+11+11+7 atau 8 suku kata.
  1. Viratpurva : sebuah variasi dari tristup.
  1. Viratsthana: sebuah variasi dari tristup.
  1. Visamapada : sebuah metrum yang susunnya tidak genap.
  1. Vistarabrhati : sebuah bentuk lain dari Brhati terdiri dari 4 baris, masing-masing baris terdiri dari 8 suku kata pada yang pertama dan terakhir dan 12 baris dua dan tiga: 8+12+12+8= 40 suku kata.
  1. Yavamadhya : sebuah metrum terdiri dari tiga baris, yang ditengah – tengah lebih panjang di antara 2 yang pendek, yang pertama dan ketiga.

  • 3 Conbtoh ‘Chanda’ atau Metrum dalam Veda.
  1. Metrum Veda yang terdiri dari 8 suku kata
  • Gayatri , terdiri dari 3 baris (24 suku kata)

Agnim ile purohitam/

yajnasya devam rtvijam/

hotaram ratnadhatamam//

  • Anustubh terdiri dari 4 baris (32 suku kata) dibagi menjadi dua perhentian

A yaste sapirasute/

agne sam asti dhayase//

Aisu dyumnam uta sravah/

a cittam martyesu dhah//

  1. Metrum yang terdiri dari 11 suku kata :

Tristubh terdiri dari 4 baris dengan 11 suku kata pada setiap baris menjadi 2 perhentian. Metrum ini adalah yang paling umum dalam Rgveda.

Adityaso aditir madayantam/

mitro aryama varuno rajisthah//

Asmakam santubhuvanasya yopah/

pibantu soman avase no adya//

  1. Metrum yang tiap baris terdiri dari 12 suku kata :

Jagati terdiri dari 4 baris dengan masing-masing baris terdiri dari 12 suku kata, dibagi menjadi 2 perhentian.

Ananudo vrsabho dodhato vadhah/

gambhira rsvo asam astakavyah//

Radhracodah snathano vilitas prthur/

indrah suyajna usasah svar janat//

 

  1. Metrum yang terdiri dari 28 suku kata dengan 3 variasi :
  2. Usnih : 8 + 8 + 12

Agne vajasya gomatah/

isanah sahaso yaho//

Asme dhehi jatavedo mahi sravah//

 

  1. Purausnih : 12 + 8 + 8

Apsva antar amrtam apsu bhesajam/

apam uta prasastaye//

deva bhavata vajinah//

 

  1. Kakubh: 8 + 12 + 8

Adha hi indra girvanah/

upa tva kaman mahah sasrjmahe//

Udeva yanta udabhih//

 

  1. Metrum yang terdiri dari 36 suku kata yang terdiri dari 4 baris dan dibagi kedalam 2 perhentian

Brhati : 8 + 8 + 12 + 8

Sacchibir nah sacivasu/

Deva naktam dasasyatam//

Ma vam ratir upa dasat kada cana/

Asmad ratih kada cana//

  1. Metrum yang terdiri dari 40 suku kata terdiri atas 4 baris dibagi atas dua perhentian.

Satobrhati : 12 + 8 + 12 + 8

Yanaso agnim dadhire sahovrdham/

Havismanto vidhema te//

Sa tvam no adya sumana ihavita/

Bhava vajesu santya//

  1. Metrum yang terdiri dari 60 suku kata yang dibangun atas 3 baris-baris gayatri dan 1 jagati.

Atisakvari : 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 12 + 8

Susuma yatam adribhih/

gosrita matsara ime/

somaso matsara ime//

A rajana’ divisprsa/

asmatra gantam upa nah//

Ime vam mitra varuna gavasirah/

somah sukra gavasirah//

  1. Metrum yang terdiri atas 68 suku kata yang terdiri dari 4 baris gayatri dan 3 jagati.

Atyasti : 12 + 12 + 8 + 8 + 8 + 12 + 8

Sa no nedistham dadrsana a bhara/

agne devebhih sacanah sucetuna/

Maho rayah sucetuna//

Mahe savistha nas kridhi/

samcakse bhuje asyai//

Mahi stotrbhyo maghavan suviryam/

mathir ugrona savasa//

Tinggalkan komentar